Rabu, 22 Oktober 2014

CANDI GENTONG


Bagai Puzzle yang tercerai-berai dan berantakan. Begitulah kesan pertama saya ketika melihat candi Gentong. Candi ini cukup unik karena selain dibangun dengan menggunakan batu bata yang terbuat dari tanah liat, juga karena bentuknya yang tidak jelas.

Candi Gentong hanya berupa tumpukan batu bata yang berserakan  di berbagai tempat.Tak ada arca,  relief dan benda-benda kuno lainnya yang bisa dijumpai di tempat itu. Walau begitu, pada setiap harinya Candi gentong banyak dikunjungi oleh wisatawan .
yang biasanya juga melanjutkan kunjungannya ke Candi Brahu yang hanya berjarak sekitar 10 meter ke arah selatan.

Candi Gentong ini berada di Dukuh Jambu Mete  -  Desa Bejijong , Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto -  Jawa Timur.Untuk memasuki lokasi candi Gentong ini tak ada tiket masuk, hanya memberi uang seikhlasnya saja sebagai pengganti tiket masuk kepada petugas candi yang berada di pos di dekat pintu masuk.

Setelah itu pengunjung bisa langsung menuju ke lokasi candi yang berada di bawah naungan dua bangunan berbentuk pendopo yang terbuat dari baja dan atapnya yang menggunakan lembaran seng. Sebuah papan berisi informasi tentang Candi gentong  terdapat di sekitar candi.
Berada di dalam bangunan pendapa itu hanya terdapat tumpukan batu bata yang berserakan di berbagai tempat. Sebagian ada yang sudah tersusun dengan rapi dan ada juga yang berserakan begitu saja. Batu bata itu ada yang lokasinya berada di dalam tanah dan ada juga yang berada di atas tanah. Banyak dari batu bata  itu yang bercampur dengan adonan tanah liat sebagai bahan pembuatnya yang telah mengering.
Candi Gentong ini pernah dilakukan openelitian oleh berbagai pihak .Dalam rangkaian penelitian untuk merekontruksikan Kota Kerajaan Majapahit, Maclaine Pont menyebutkan bahwa Candi Gentong merupakan salah satu dari tiga candi yang berderet dengan arah bujur barat ke timur yaitu Candi Gedong, Candi Tengah dan Candi Gentong. Namun kedua candi lain tersebut sekarang sudah tidak ada wujud dan bekasnya lagi.
Dalam tulisan Verbeek pada tahun 1889 Candi Gentong masih terlihat bangunannya. Tetapi  pada tahun 1907 dalam tulisan Knebel, Candi Gentong sudah tidak tampak bentuk dan wujudnya lagi karena hanya  tinggal berupa gundukan.
Usaha pelestarian terhadap Candi Gentong telah dilakukan selama 6 tahun mulai Tahun Anggaran 1995 sampai dengan 2000 dan masih terus berjalan pada Tahun Anggaran 2001. Hasil yang dapat dicapai yaitu menampakkan Struktur Candi Gentong I dan Candi Gentong II serta usaha-usaha pelestariannya.
Selain itu pada lembaran informasinya juga ditemukan benda-benda kuno berupa beberapa buah stupika yang saat ini disimpan di Museum Mojopahit - Mojokerto .Berdasarkan konsep tata ruang dan didukung oleh temuan-temuan artefaktual yang bersifat Budhis, menunjukkan  bahwa konsep tata ruang Candi Gentong adalah Mandala stupa, yaitu pembagian ruang yang terdiri dari pusat dikelilingi oleh ruangan-ruangan lain yang lebih kecil.
Namun bagi orang awam yang melihat apa yang Tampak dan ada di Candi Gentong ini tentu merasa bingung untuk bisa tahu bagaimana bentuk candi Gentong  yang sebenaranya bila dalam keadaan utuh.Dalam kesederhanaan dan bentuknya yang cukup misterius, Candi Gentong ini mempunyai pesona keindahan tersendiri.
Sayang sekali, pada atap bangunan yang menanungi candi Gentong banyak yang berlubang cukup besar .Tentu bisa dibayangkan akibatnya dan keadaan di dalam candi dan sekitarnya ketika hujan deras dan air hujan itu jatuh ke dalam candi melalui lubang di atap yang jumlahnya sangat  banyak  itu. Apalagi candi Gentong itu terbuat dari batu bata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar